OKEPLAY777. Mahasiswa Institut Sains dan Tehnologi Nasional (ISTN) namanya Luthfi Alkhafid sukses meningkatkan mekanisme mangkirsi mobile divalidasi. Luthfi sukses meningkatkan mangkirsi terbarukan dengan manfaatkan tehnologi IOT divalidasi. “Modenya serupa topologi klien server. Alat mangkirsinya sebagai klien yang mengirim data mangkirsi ke server secara realtime,” tutur Luthfi dalam info jurnalis yang diterima Tempo pada 24 Maret 2023.
Luthfi meneruskan, server memuat data dari klien untuk menjadikan sebagai arsip. “Keunggulan pada mekanisme yang dipakai ialah jika segi klien tidak perlu elemen PC atau netbook. Hingga, irit daya dan ongkos. Karena, cukup piranti micro yang hendak aktif ketika berada pemicu masuk,” ucapnya.
Luthfi menambah, pemicu yang masuk bisa berbentuk sensor apa pun itu yang dalam soal penelitian ini memakai data kartu RFID pemakai yang tentu saja telah tercatat disebelah admin server. “Untuk mengantisipasi akan ada pemakai titip mangkir atau langkah triky mangkir yang lain, mekanisme akan automatis aktifkan camera dan meng-capture muka pemakai,” ucapnya.
Luthfi mengeklaim, keunggulan lain alat ini ialah kekuatannya yang terbukti untuk terpasang di keadaan lapangan yang super repot. “Misalkan, menolong petugas di atas lapangan ketika berada PAM keamanan, yang contoh sejauh ini memakai tehnologi mangkir manual atau service program WAG,” ucapnya.
Team Pengarah Mekanisme, Ir. Andi Suprianto, M. Kom menambah, langkah supaya alat itu dapat dipakai di saat super repot ialah cukup ganti code awalnya di file.txt yang berada di SDCARD berbentuk nama SSID, sandi SSID, dan SN alat. “Karena itu, alat dengan cara otomatis telah sanggup bekerja di atas lapangan. Benar-benar aktif sekali,” kata Andi Suprianto.
Andi menambah, jika service internet tidak ada di atas lapangan, karena itu mekanisme alat akan automatis merekam data ke SD card yang disiapkan. “Dan, baru saat kembali lagi ke kantor atau yang terdapat jaringan, file dapat di-import ke program/database server,” ucapnya.
Andi yang sebelumnya pernah memegang sebagai kepala program study (kaprodi) Tehnik Informatika (TIF) Fakultas Sains dan Tehnologi Info (FSTI) Institut Sains dan Tehnologi Nasional (ISTNl) itu menambah jika alat yang dibikin mahasiswa itu telah pantas diaplikasikan di industri. “Karena, memang semacam itu keadaan bagus untuk proses mangkirsi di atas lapangan,” kata Andi menambah.
Hingga, dia menjelaskan, mekanisme klien akan mengirim data RFID, gambar muka, mekanisme waktu dan ID klien. Untuk dipahami, ID Klien dipakai sebagai nama unik alat sebagai pembanding antar-alat yang dalam masalah ini mengarah pada data lokasi peletakan, gate dan atau tipe mode-nya. “Lokasi peletakan memperlihatkan alat ini terpasang di alamat mana. Hingga, gampang terlacak lokasi alat, topik dan dengan arah apa alat itu dipakai,” ucapnya.
Sampai program ini dibikin, bebernya, mekanisme telah diperkembangkan sampai tahapan data input dari sidik jemari/fingerprint pemakai.
Jika cuma memakai tehnologi face detection, lanjutnya, karena itu keperluan waktu, memory dan fitur klien/server ialah tinggi sekali, gambar processing yang lama mekanisme belum bisa membandingkan dengan baik bila ada kasus muka yang sama. “Atau, bila cuma memercayakan sensor sidik jemari di atas lapangan, telah banyak yang jual miniatur sidik jemari hingga gampang untuk disalahpergunakan,” katanya.
Atau, memakai program mobile berdasar lokasi GPS mangkirsi, dia berbicara. “Ini juga telah bisa diakali pemakaian pengubah lokasi GPS pemakai. Karena itu, yang semakin lebih amannya ialah mekanisme pemakaian saran berikut proses validasi disebelah admin servernya,” ucapnya.
Andi memperjelas, ringkasan dari penelitian ini ialah jika mekanisme mangkirsi ini sanggup mengirim data dari klien ke server-localhost dalam kurun waktu rerata empat detik. “Yaitu, berbentuk data gambar hasil caturean, data id pemakai (RFID/fingerprint), data s/n alat. Disamping itu, server sanggup meng-extract data saran (nama pemakai, lokasi alat, mekanisme waktu) dan mengarsipkannya,” katanya.
Mekanisme alat sanggup membaca peralihan alamat SSID dan S/N alat dan sanggup meng-cover data ke SDCARD lokal saat tidak ada akses internet/jaringan, katanya. “Sebagai hasil anjuran peningkatan dari team penguji, dari mekanisme alat yang dibikin ialah jika peningkatan saran dari mode RFID/fingerprint jadi mekanisme diagnosis muka realtime memakai ide tensorflow yang bermakna cuma terima muka asli dan tidak dari gambar,” katanya.
Dia menambah, mekanisme sanggup automatis memverifikasi data photo yang masuk, benarkah atau mungkin tidak dengan angka keserupaan tertentu. “Hingga, proses validasi oleh admin dengan manual bisa diminimalisasi,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *